ARTIKEL

Tangani Stres Akibat Serbuan Era Digital

Baca 2 menit
Era digital
lying in sofa
Kemajuan teknologi di era digital seperti saat ini memiliki sisi kelam tersendiri. Pemakaian peranti berteknologi tinggi berjam-jam hingga berhari-hari ternyata bisa membuat seseorang merasa tertekan dan stres. Untuk itu, kita perlu mencari cara agar bisa memanfaatkan kemajuan teknologi, tetapi tidak berlebihan dan tetap bisa melakukan aktivitas lainnya.
 
Kita menyambut kemajuan teknologi dengan sukacita karena memberikan banyak kemudahan. Namun, kemajuan teknologi yang terlahir dalam bentuk seperti ponsel dan laptop, hingga aplikasi berteknologi tinggi dengan dukungan artificial intelligence (AI) seperti chatGPT dan openAI, tidak serta merta selalu positif. Paparan jutaan informasi dalam satu hari, pembaruan beragam jenis fitur dan aplikasi, serta pengaruh pada gaya hidup bisa membuat orang merasa lelah dan stres (technostress).
 
Ini berbeda dengan FOMO atau fear of missing out. FOMO artinya seseorang merasa khawatir, gelisah atau justru ketakutan ketika tidak mengakses gadget atau merasa ketinggalan informasi tentang kemajuan di berbagai bidang. Sementara itu, technostress lebih karena paparan peranti teknologi yang berlebihan.
 
Di samping itu, technostress juga bisa timbul akibat ketidakmampuan seseorang yang harus mengikuti perkembangan teknologi. Misalnya, dalam pekerjaan, seorang karyawan harus bisa menguasai sejumlah aplikasi internal di kantor dan perlu stand by secara online. Hal ini makin marak, mengingat merebaknya jenis pekerjaan yang berbasis online (contohnya virtual asisstant/VA), baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.
 
Jika kita merasa mengalami technostres, sebaiknya lakukan langkah-langkah berikut ini.

Manajemen waktu dan skala prioritas

Menyusun skala prioritas itu penting. Ini memudahkan kita untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang paling besar dan sesuaikan dengan tenggat waktu. Jangan lupa, selain menyusun skala prioritas, atur batas waktu dalam mengakses gadget agar kita bisa istirahat atau melakukan aktivitas lainnya.
Family time
Terkadang, kesibukan menjauhkan kita dari orang-orang terdekat. Untuk itu, usahakan dalam satu hari, ada waktu bersama dengan keluarga atau teman-teman terdekat. Isi dengan aktivitas yang menyenangkan. Misalnya, bermain puzzle bersama anak-anak, jalan-jalan ke taman sekitar rumah bersama orangtua, atau berbelanja di mall bersama saudara dan kerabat lainnya. 

Olahraga dan aktivitas fisik

Terlalu lama mengakses komputer atau laptop dan ponsel bisa membuat aktivitas fisik menjadi minim. Tubuh pun mudah lemas, mengantuk, dan metabolisme terganggu. Oleh karena itu, luangkan waktu 20-60 menit tiap hari untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Contohnya, senam, jalan-jalan sore hari, bersepeda, atau melakukan yoga.
 
Jika stres terkait teknologi tidak tertahankan lagi, janganlah ragu meminta bantuan atau dukungan dari orang-orang sekitar. Bercerita tentang kondisi yang dialami atau meminta masukan dari orang lain dapat membantu mengurai tekanan dalam pikiran.

Cari dukungan

Minta dukungan keluarga dan sahabat agar kita tidak burn out menghadapi luapan informasi setiap harinya. Minta mereka membantu kita untuk membatasi diri dalam menggunakan teknologi. Mengobrol ringan dengan orang lain juga akan sangat membantu dalam mengurangi stres akibat teknologi.
 
Selain memiliki kondisi fisik yang sehat, ternyata kesehatan mental juga penting, ya! Menariknya, sekarang AIA dan Halodoc berkolaborasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah. Sambungkan asuransimu dengan Halodoc sekarang juga dan dapatkan voucer Tokopedia senilai Rp25.000!

Anda mungkin juga tertarik dengan