“Healing” belakangan ini menjadi semacam tren tersendiri. Banyak orang yang mengaku “sedang tidak baik-baik saja” dan memilih untuk melakukan “healing” dengan cara berlibur. Padahal, sebenarnya, untuk healing tidak melulu harus liburan. Ada banyak cara untuk healing dan kita tetap dapat merasakan manfaatnya.
Istilah “healing” kerap identik dengan kegiatan berlibur atau refreshing di tengah impitan pekerjaan. Namun, apakah healing sama dengan liburan? Apakah healing dengan liburan benar-benar bisa memulihkan stres akibat pekerjaan? Apa sebenarnya arti healing?
Healing artinya proses pemulihan atau penyembuhan. Healing atau self-healing dipakai untuk menyebut proses penyembuhan kondisi mental akibat tekanan pekerjaan atau permasalahan emosional lainnya, seperti stres, depresi, atau luka hati. Menyeruaknya istilah healing ini mulai dari masa pandemi Covid-19, saat banyak orang mengalami banyak tekanan pikiran akibat merebaknya kasus virus korona, PHK di berbagai perusahaan, dan terbatasnya relasi sosial.
Akan tetapi, semakin ke sini, konsep healing justru kerap dipakai untuk menyebut aktivitas liburan atau menginap singkat di hotel (staycation). Psikolog Universitas Gadjah Mada Galang Lufiyanto S.Psi, M.Psi, Ph.D, memaparkan bahwa sebenarnya momentum liburan dapat menjadi opsi pemulihan dan waktu istirahat ketika menghadapi masalah pekerjaan. Jadi, liburan hanyalah salah satu bentuk self-healing yang bisa kita lakukan.
Jika kita tidak punya budget atau waktu untuk melakukan healing dengan liburan, bukan berarti kita tidak bisa healing sama sekali. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk melakukan healing dengan manfaat yang sama besarnya!
Bagikan