ARTIKEL

Ini Alasan Punya Banyak Barang Jadi Penyebab Stres

Baca 2 menit
Penyebab stres
Good morning exercise
Memiliki lebih banyak barang di rumah hanya akan membuat kita tidak bahagia. Hal ini karena kita jadi selalu memikirkan barang tersebut hingga sulit fokus untuk mengerjakan pekerjaan yang penting. Rumah yang dipenuhi dengan barang pun berisiko membuat orang yang tinggal di dalamnya mengalami stres hingga depresi.
 
Sebagian dari kita menganggap bahwa membeli barang baru akan membawa kebahagiaan. Sayangnya, perasaan yang akan kita dapatkan malah sebaliknya.
 
Lebih banyak barang berarti kita butuh lebih banyak ruang untuk menyimpan. Kalau tidak bisa merapikannya, tempat tinggal pun akan jadi berantakan. Belum lagi memikirkan waktu untuk memanfaatkan barang-barang tersebut.
 
Kalau kebiasaan buruk ini dibiarkan terus-menerus, kesehatan mental bisa terpengaruh dari banyaknya jumlah barang yang dimiliki. Berikut dampak buruk dari memiliki banyak barang.

1. Jadi punya sifat menunda-nunda

Sebuah studi pada 2017 menyebutkan bahwa ada hubungan antara mengumpulkan barang dan kebiasaan menunda-nunda sebuah pekerjaan penting. Sebagai contoh, kita yang suka bermain game akan mencari judul terbaru untuk dibeli berikutnya. Bisa juga terlalu pusing memikirkan baju atau tas mana yang akan dipakai sebelum beraktivitas.

2. Sulit untuk fokus

Ada kaitannya juga antara jumlah barang yang banyak dan kemampuan untuk fokus. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Neuroscience menyebutkan, banyaknya barang yang dilihat akan membuat kita makin sulit berpikir jernih.
 
Hal ini disebabkan oleh kemampuan otak yang hanya bisa fokus pada sebagian kecil dalam satu waktu. Saat dikelilingi oleh banyak barang, kita akan sulit untuk fokus pada aktivitas yang sedang dikerjakan. Kalau sekarang sedang sulit fokus, cobalah untuk membersihkan rumah terlebih dulu.

3. Membuat lebih stres

Satu hal lain yang mungkin terjadi saat memiliki lebih banyak barang adalah level stres yang mudah naik. Hal ini disebabkan oleh sulitnya kita untuk relaks saat berada di dalam rumah. Di satu sisi, tubuh kita sebenarnya ingin beristirahat saat sampai di rumah. Di sisi lain, kita juga tidak ingin ada barang yang berantakan atau bahkan tidak diletakkan pada tempatnya, rasanya ingin buru-buru merapikan atau membersihkan.
 
Selain itu, sebuah studi juga menceritakan bahwa rumah yang berantakan akan memunculkan emosi negatif dari orang yang tinggal di sana. Hal ini juga berpengaruh pada pola pengasuhan anak yang buruk jika terlalu banyak barang di dalam rumah.

4. Menurunkan ketenangan batin

Adanya banyak barang hanya akan membuat kita tidak bahagia dalam rumah. Dalam Journal of Environmental Psychology, rumah seharusnya lebih dari sekadar tempat tinggal. Rumah kita merupakan gambaran yang ada dalam situasi kehidupan dan pengalaman yang dijalani.
 
Rumah yang berantakan dengan sesaknya barang berarti menggambarkan pemiliknya yang juga penuh dengan pikiran kacau. Kita bisa membersihkan pikiran yang kacau tersebut dengan mulai merapikan rumah dan mengurangi kepemilikan barang.

5. Meningkatkan risiko depresi

Gaya hidup dalam kekacauan di rumah akibat banyak juga akan meningkatkan risiko depresi. Hal ini sudah dibuktikan dalam sebuah studi berjudul “Personality and Social Psychology Bulletin”.

Studi tersebut menyebutkan bahwa tempat tinggal yang berantakan cenderung membuat pemiliknya mudah lelah dan depresi.
 
Bukan hanya itu, rumah yang penuh sesak dengan barang membuat hormon kortisol orang yang tinggal di dalamnya pun meningkat yang akan menimbulkan tubuh tegang dan stres.
 
Untuk mencegah kebiasaan buruk ini, kita perlu mulai membuat batasan. Belilah barang dengan melihat fungsinya sehingga semua benda yang dimiliki tepat guna. Selain itu, mulailah untuk memilah barang yang dimiliki untuk bisa dikurangi.
 
Coba untuk memberikan ke orang yang membutuhkan atau menjualnya untuk dapat keuntungan. Dijamin setelah menjalani gaya hidup berkelanjutan yang baik ini, kita akan lebih tenang dan tidak stres.
Referensi:
Verywell Mind. How Clutter and Mental Health Are Connected. [Diakses pada 09 Oktober 2023]
 
WebMD. How Clutter Can Affect Your Health. [Diakses pada 09 Oktober 2023]
 
Verywell Mind. The Connection Between Decluttering, Cleaning, and Mental Health. [Diakses pada 09 Oktober 2023]

Anda mungkin juga tertarik dengan