ARTIKEL

Yang Perlu Kamu Tahu Seputar Diabetes Tipe 1!

Baca 2 menit
Eat Well
Good morning exercise
Ketika orang membicarakan tentang diabetes, mereka sering merujuk pada tipe 2, yang mana umum terjadi pada orang dewasa. Namun, ada juga diabetes tipe 1 meski kurang dikenal, dimana sering terjadi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejalanya dapat muncul dalam beberapa bulan atau tahun, tetapi ketika muncul, bisa menunjukkan gejala yang parah.
 
Kasus diabetes tipe 1 ini terjadi pada anak laki-laki dari Olympian Dame Valerie Adams, salah satu tokoh olahraga ikonik Selandia Baru yang diangkat menjadi Dame Companion of the New Zealand Order of Merit karena jasanya di bidang atletik pada tahun 2017.
 
Di bulan Juli 2020, anak laki-lakinya, Kepaleli, sering buang air kecil dan lesu selama seminggu. Hal itu membuatnya panik, terlebih ketika dokter mengkonfirmasi kecurigaannya dengan diagnosa diabetes tipe 1. "Ini sedikit mengguncang kami sebagai keluarga," katanya.
 
Anak Dame Valerie adalah salah satu dari 460 juta orang yang hidup dengan kondisi ini di seluruh dunia. Diabetes tipe 1 dapat memengaruhi orang pada segala usia, tetapi biasanya didiagnosis pada anak-anak dan orang dewasa muda. Menurut World Heart Federation (WHF), prevalensi diabetes tipe 1 juga meningkat di seluruh dunia.

Apa Sih Bedanya Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2?

Ketika Anda makan, tubuh Anda memecah makanan menjadi gula atau glukosa. Ketika kadar gula darah menjadi tinggi, pankreas Anda bereaksi dengan melepaskan insulin. Baik diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2 terjadi ketika ada masalah dalam produksi insulin.
 
Orang yang menganggap diabetes disebabkan oleh mengonsumsi terlalu banyak gula mungkin mengacu pada diabetes tipe 2 dimana pankreas menghasilkan insulin, tetapi insulin tersebut tidak berfungsi dengan baik. Perubahan gaya hidup seperti rajin melakukan diet dan fitness dapat membantu penderita diabetes tipe 2 menghindari suntikan insulin.
 
Sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel di pankreas pada awal munculnya diabetes tipe 1. Kerusakan yang disebabkan akan menghambat pankreas dalam menghasilkan insulin. Akibatnya, kadar insulin yang sedikit atau bahkan tidak ada, akan meningkatkan gula darah menjadi tingkat yang berbahaya. Para ilmuwan masih tidak dapat menjelaskan apa yang sebenarnya memicu sistem kekebalan tubuh hingga mampu menyerang sel-sel yang menghasilkan insulin di pankreas.
 
Oleh karena itu, pengobatan diabetes tipe 1 selalu dimulai dengan suntikan insulin harian untuk memperbaiki kadar gula darah dan mencegah komplikasi kesehatan yang serius, seperti kerusakan jantung dan ginjal. Setelah Anda didiagnosis dengan kondisi ini, kebiasaan yang dilakukan oleh penderita diabetes tipe 1 seperti contoh di atas akan menemani Anda seumur hidup. 

Tanda dan Gejala Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 umumnya paling sering diderita oleh anak-anak dan sering terjadi di rentang usia antara 7 hingga 12 tahun. Penting untuk dicatat bahwa kondisi autoimun ini dapat dimulai pada usia berapa pun. Seperti halnya anak laki-laki dari Dame Valerie yang baru berusia satu tahun ketika didiagnosis menderita diabetes tipe 1.
 
Tantangan lain dari diabetes tipe 1 adalah bahwa Anda atau anak Anda dapat menderitanya tanpa menunjukkan gejala apa pun. Pada kasus Kepaleli, gejala muncul tanpa peringatan dan dianggap sudah serius sejak awal.
 
Selain buang air kecil yang sering dan sering merasa lelah, gejala umum lainnya meliputi:
● Dehidrasi
● Mengompol saat tidur di malam hari, bahkan setelah terbiasa menggunakan toilet
● Jadi lebih haus dari biasanya
● Selalu merasa lapar dan makan lebih banyak, tetapi mengalami penurunan berat badan
● Mudah marah atau terjadinya perubahan suasana hati 
 
Konsultasikan dengan dokter Anda juga jika:
● Bayi Anda mengalami ruam popok yang parah
● Putri Anda mengalami infeksi jamur
● Anak Anda memiliki napas cepat dan berbau buah
● Anak Anda mengalami penglihatan kabur, nyeri perut, dan mual
 
Ingatlah: Tidak semua penderita diabetes akan mengalami gejala yang sama.

Orang Asia Berisiko Tinggi Terkena Diabetes Tipe 2

Menurut International Federation of Diabetes (IFD), Asia merupakan tempat tinggal bagi 55 persen dari total populasi diabetes di dunia. Bahkan, di China dan Malaysia, satu dari empat orang dewasanya menderita diabetes tipe 2.
 
Orang Asia berisiko tinggi bahkan jika mereka tidak mengalami obesitas. Mengapa demikian? CDC menunjukkan bahwa lemak visceral "yang melingkupi organ-organ perut" dapat menjadi faktor penyebabnya. Memiliki terlalu banyak lemak di perut inilah yang bisa meningkatkan risiko diabetes.
 
Namun, lemak perut tidak selalu terlihat pada timbangan berat badan. Anda mungkin memiliki berat badan yang ideal berdasarkan tinggi tubuh Anda, tetapi juga berada pada batas borderline diabetes. CDC menyarankan orang Asia untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (BMI) mereka dengan melakukan tes untuk kadar gula darah. Kadar gula darah masuk ke dalam kategori tinggi jika BMI mereka mencapai 23 atau lebih.
 
Para ahli kesehatan juga menunjukkan makanan dan gaya hidup orang Asia sebagai faktor penyebab jumlah kasus diabetes di kawasan ini. Nasi putih dan biji-bijian olahan lainnya memiliki indeks glikemik tinggi, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Merokok, kurang aktif, kurang tidur, dan bahkan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko diabetes.

Anda mungkin juga tertarik dengan