PROTEKSI JIWA
Protection untuk beragam gaya hidup Anda dan keluarga
{{title}}
{{label}}Oleh: Tim Personal Medical Management
Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa kita tidak hanya menghadapi masa depan hidup berdampingan dengan Covid, tetapi juga akan dihadapkan dengan konsekuensi dari penyakit tersebut. Bahkan, infeksi ringan ternyata bisa membawa risiko jangka panjang.
Layanan kesehatan dan gaya hidup seperti apa yang perlu diadopsi untuk berhasil menavigasi masa depan pasca-pandemi? Ini telah menjadi salah satu pertanyaan paling mendesak yang dihadapi oleh kita karena sebagian besar negara di dunia telah memasuki fase ‘new normal’: berdampingan dengan virus Covid.
Akankah Covid-19 memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan kita, baik karena perhatian telah dialihkan dari penyakit lain, atau karena jika tertular meningkatkan risiko timbulnya banyak penyakit lain?
Sejauh ini, telah banyak dilakukan beragam diagnosa pada kemungkinan dampak pada timbulnya kanker dan tingkat kematian yang disebabkan. Penelitian juga terus dilakukan terhadap Long Covid, dengan fokus pada kelelahan kronis dan kemampuan virus untuk mengaktifkan kondisi autoimun.
Hingga kini, masih banyak hal yang masih belum diketahui tentang penyakit kardiovaskular karena minimnya data. Padahal, seperti yang kita ketahui penyakit Kardiovaskular merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan diseluruh dunia.
Namun, sekarang kita telah memperoleh lebih banyak data, dan ternyata ditemukan hasil temuan awal yang lebih buruk daripada yang diduga.
Di bulan Februari, Nature Medicine menerbitkan pemeriksaan besar pertama risiko kardiovaskular jangka panjang (satu tahun pasca infeksi Covid). Penelitian ini dilakukan oleh akademisi di Washington University School of Medicine di St Louis.
Mereka melakukan analisa berdasarkan kumpulan data besar; yaitu 153.760 veteran militer AS yang telah tertular Covid-19 pada bulan Maret 2020 dan Januari 2021 sebelum vaksinasi tersedia.
Selanjutnya, kelompok ini dibandingkan dengan lebih dari lima juta veteran yang belum terkena virus Covid selama periode yang sama dan lima juta lebih kelompok kontrol kedua dari tahun 2017 sebelum pandemi.
Para peneliti menemukan peningkatan yang signifikan dalam risiko kondisi kardiovaskular. Ditemukan kenaikan sebesar 63%, atau 45 orang per 1.000 kasus. Sementara persentase peningkatan risiko stroke ditemukan sebesar 52% dan 72% untuk gagal jantung.
Angka tersebut mencakup seluruh kasus, tidak peduli seberapa akut infeksi awal dan tidak peduli apakah orang tersebut memiliki faktor risiko komorbid atau tidak. Mereka juga telah disesuaikan berdasarkan usia, jenis kelamin dan etnis.
Para peneliti menyimpulkan bahwa penyakit kronis dari kondisi kardiovaskular - aritmia jantung (detak jantung tidak teratur), takikardia (detak jantung cepat) dan penyakit jantung inflamasi - dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi pasien dan sistem perawatan kesehatan.
Peneliti utama Ziyad Al-Ali mengatakan bahwa, "Apa yang kita lihat tidak baik. Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskular yang serius hingga menyebabkan kematian. Jantung merupakan organ yang tidak beregenerasi, ataupun mudah diperbaiki setelah mengalami kerusakan. Ini adalah penyakit yang akan mempengaruhi orang seumur hidupnya."
Hal ini menunjukkan bahwa Covid-19 bisa menjadi faktor risiko jangka panjang untuk penyakit kardiovaskular. Secara tidak langsung, ini telah menjadi faktor resiko utama dibandingkan faktor risiko tradisional lainnya.
Saat ini, data tersebut masih belum tercermin di situs web pemerintah seperti Pusat Penyakit Jantung di Pusat Pengendalian Penyakit Amerika (CDC). Pada situs tersebut, masih tertulis diabetes, obesitas, pola makan yang buruk, kurang olahraga dan penggunaan alkohol yang berlebihan sebagai faktor risiko utama.
Untuk sementara waktu, masih belum jelas apakah Covid harus dimasukkan ke dalam dafar risiko tersebut. Data veteran AS hanya mencakup tahun pertama pasca infeksi. Ada kemungkinan bahwa risiko akan menurun seiring waktu, seperti yang terjadi setelah orang berhenti merokok.
Angka kematian meningkat selama pandemi
Namun, dalam jangka pendek, data set kedua mengisyaratkan bagaimana gambaran ke depannya. Pada bulan Februari, CDC mengumumkan bahwa terdapat satu juta kematian berlebih di AS sejak pandemi Covid terjadi. Mereka mengaitkan Covid-19 dengan setidaknya 923.000 di antaranya.
Tetapi mereka juga mencatat bahwa ada kelebihan 30.000 kematian akibat penyakit jantung koroner dan 62.000 dari penyakit jantung hipertensi selama periode waktu yang sama. Kematian ini diduga memiliki keterkaitan dengan Covid-19, baik sebagai kasus yang tidak terdiagnosis, atau dipicu oleh infeksi sebelumnya.
Ini merupakan beban penyakit tambahan yang signifikan mengingat banyaknya orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner di Amerika setiap tahun. Pada tahun 2019, penyakit ini telah menewaskan 360.900 jiwa. Oleh karena itu, 30.000 kematian berlebih itu mewakili peningkatan hampir 10% yang tersebar selama dua tahun.
Seberapa buruk yang bisa terjadi? Pada 13 Juni, terdapat total 87,3 juta orang Amerika secara resmi telah tertular virus Covid-19.
Tetapi November lalu, CDC memperkirakan bahwa hanya terdapat satu dari empat infeksi yang dilaporkan. Ini berarti bahwa lebih dari tiga perempat dari 332,4 juta penduduk Amerika kemungkinan secara tidak sadar juga telah terinfeksi.
Situasi seperti ini juga terjadi di Eropa. Di Jerman misalnya, terdapat 26,58 juta kasus pada bulan Juni. Sama seperti AS, pejabat pemerintah setempat mengatakan angka kasus yang sebenarnya bisa setidaknya dua kali lebih tinggi.
Penyakit kardiovaskular juga telah menjadi penyebab utama kematian di Jerman (34% dari seluruh total kematian pada tahun 2020) dan jumlahnya terus meningkat. Tingkat kematian akibat penyakit jantung koroner naik 9,5% sejak tahun 2009.
Pemerintah Jerman memperkirakan bahwa kematian secara keseluruhan di negara itu naik sebesar 4,9% pada tahun 2020.
Seberapa berbahaya Omicron?
Salah satu daerah di mana Jerman berbeda dari AS adalah kapan mayoritas populasinya terkena virus. Sebagian besar kasus yang terjadi di Jerman berasal dari strain Omicron dan setelah vaksin tersedia.
Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove telah memperingatkan orang-orang agar tidak mengobati strain Omicron yang lebih ringan seolah-olah itu tidak lebih buruk daripada flu biasa karena tammpaknya juga menyebabkan Long Covid seperti strain sebelumnya.
Tetapi dia menyoroti penelitian, yang menunjukkan bahwa vaksinasi terhadap virus mengurangi risiko.
Sementara para ilmuwan terkejut dengan sejauh mana Covid-19 dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, mengingat bagaimana hubungan antara keduanya dapat mempengaruhi sel tubuh. Salah satu titik masuk utama adalah melalui reseptor ACE2 pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah kita.
Infeksi dapat memicu pembekuan darah dan peradangan yang meluas melalui pembawa pesan yang disebut sitokin. Keduanya dapat merusak sel-sel endotel yang melapisi jantung.
Para ‘agen’ pro-inflamasi itu kemudian dapat tetap tinggi meskipun virus telah bersih dari tubuh. Para ilmuwan juga sekarang percaya bahwa gumpalan mikro mungkin menjadi penyebab yang mendasari Long Covid.
Tetapi risiko yang meningkat bukan berarti tidak dapat kita dihindari. Mengumpulkan data dan kemudian menjelaskan temuan adalah dua langkah penting dalam memperluas pemahaman sehingga semua orang bisa mendapatkan bantuan medis atau menyesuaikan gaya hidup yang membantu mengurangi peradangan dan mengurangi risiko.
Sumber : https://bit.ly/3Ii1RLi