PROTEKSI JIWA
Protection untuk beragam gaya hidup Anda dan keluarga
{{title}}
{{label}}Oleh: Tim Medix
Banyak negara gagal mencapai target demensia dari World Health Organization (WHO). Mengapa terbukti sulit untuk memerangi penyakit yang ditakuti begitu banyak orang? Tetapi ada secercah harapan, karena obat Alzheimer baru telah mencapai tahap persetujuan dan kita semua menjadi lebih sadar akan langkah-langkah sederhana yang dapat kita ambil untuk mengurangi tingkat risiko.
Ada ketakutan yang lebih besar daripada kehilangan pikiran secara perlahan, atau melihat orang yang Anda cintai mersakannya, yaitu bahwa surutnya kunikan dari masing-masing orang, dikombinasikan dengan ancaman rasa sakit fisik karena kita, atau mereka, kehilangan kemampuan untuk menghindari bahaya.
Demensia bukanlah bagian normal dari proses penuaan, tetapi penyakit. Pada tahun 2017, WHO memutuskan untuk menanganinya secara langsung, dengan menetapkan sejumlah target untuk tahun 2025 termasuk menggandakan dana penelitian dan mengajak 75% negara anggota untuk mengembangkan rencana nasional.
Namun, tinjauan tahunan terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar dunia masih belum mencapainya. Hanya 40 negara yang memiliki rencana dan WHO masih memperkirakan bahwa penderita demensia akan meningkat dari 50 juta hari ini menjadi 152 juta pada tahun 2050. Jumlah terbesar tinggal di Asia Pasifik: Cina memimpin dengan 9,5 juta.
Apakah ini berarti bahwa kita sudah mencapai sedikit kemajuan sejak tahun 1906 ketika dokter Jerman Alois Alzheimer melakukan otopsi pada seorang wanita yang meninggal di Frankfurt Irrenschloss (Castle of the Insane)? Dia memperhatikan bahwa otaknya telah ada banyak kumpulan gumpalan protein abnormal (plak amiloid-beta) dan serat kusut (tau).
Ini mengarah pada teori bahwa Alzheimer, bentuk paling umum dari demensia, disebabkan oleh penumpukan plak dan tau. Komunikasi antara sel-sel otak (neuron) rusak, bersama dengan mekanisme perbaikan dan pembaruan. Otak mulai mati perlahan.
Namun, tidak semua orang setuju, karena beberapa pasien memiliki banyak plak tetapi tidak ada Alzheimer. Perdebatan kembali terbuka pada musim panas ini ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui obat baru pertama sejak 2003.
Obat ini adalah aducanumab (nama merek Aduhelm) dan memecah gumpalan protein abnormal menggunakan molekul buatan laboratorium yang disebut antibodi monoklonal, yang meniru sistem kekebalan (obat apa pun yang diakhiri dengan mab didasarkan pada Teknik tersebut).
Namun, komite penasihat independen FDA secara universal memberikan suara menentang persetujuan dan tiga anggota mengundurkan diri setelah hal ini tetap dilanjutkan. FDA sekarang telah menyerukan penyelidikan federal ke dalam proses persetujuannya tersebut.
Dewan penasihat memutuskan bahwa uji coba belum mencapai ambang klinis yang cukup tinggi (aplikasi FDA didasarkan pada satu subset data, yang menunjukkan peningkatan kognitif di antara pasien yang telah diberi dosis tertinggi).
Namun demikian, FDA memutuskan untuk menyetujui obat Biogen dan Eisai di bawah Program Persetujuan Akselerasinya atas dasar bahwa obat itu memecah gumpalan protein. Persetujuan juga tergantung pada percobaan lanjutan untuk mengkonfirmasi bahwa obat tersebut juga meningkatkan fungsi otak.
Para advokat mengatakan bahwa dunia sangat membutuhkan obat Alzheimer yang bukan hanya mengatasi gejalanya, tetapi juga penyebab biologis penyakit ini. Tetapi yang lain percaya bahwa sudah terlalu banyak dana yang telah dikeluarkan untuk meminimalkan plak amiloid-beta tetapi tidak berhasil.
Produsen obat kedua, Eli Lilly, berencana untuk mempercepat aplikasi FDA untuk obat Alzheimernya sendiri, donanemab, sebelum akhir tahun 2021 (ini juga menghilangkan sejenis amiloid-beta). Peserta uji coba fase II mencatat 32% penurunan lebih lambat pada fungsi otak tertentu dibandingkan dengan mereka yang menggunakan plasebo.
Biogen dan Eisai juga memiliki obat Alzheimer yang disebut lecanemab. Bekerja dengan menghilangkan gumpalan juga dan menerima status terobosan FDA musim panas ini, dengan demikian mempercepat pengembangan obat tersebut.
Ada obat baru lain, yang dikembangkan di China, yang mendapat persetujuan di negara tersebut pada 2019. Diberi nama oligomanat dan saat ini sedang menjalani uji klinis fase III di AS. Berasal dari ganggang coklat laut dan memblokir jenis bakteri usus tertentu yang terkait dengan peradangan otak.
Obat semacam itu menggarisbawahi pepatah terkenal Hippocrates bahwa semua penyakit dimulai di usus. Memang, kita memiliki semacam otak kedua yang hidup di sana, jaringan neuron dan pemancar seperti otak, yang berkomunikasi dengan yang ada di kepala kita melalui saraf vagus.
Oleh karena itu, apa yang kita makan memiliki dampak besar pada bagaimana otak kita berfungsi dan pengetahuan itu membantu mengalihkan fokus pengobatan Alzheimer dari hanya pengembangan obat menjadi perubahan gaya hidup yang dapat mencegah penyakit.
Karena inilah, pada tahun 2020 The Lancet memperluas daftar risiko demensia dari sembilan menjadi 12. Komisi jurnal medis untuk Demensia menyimpulkan bahwa meskipun factor genetik berperan, 40% kasus demensia dapat dicegah. Sebagian besar tidak didiagnosis sampai usia tua, tetapi prosesnya dimulai jauh lebih awal dan itulah mengapa pencegahan sangat penting.
Berikut adalah daftar periksa tentang cara mengurangi risiko Anda berdasarkan rekomendasi The Lancet.
Tingkatkan kekuatan otak Anda
Pandanglah otak sebagai otot yang kita butuhkan untuk berolahraga dan tetap fit. Seperti kata pepatah Inggris: "gunakan atau ia akan hilang".
Sebuah penelitian di Hong Kong baru-baru ini menemukan bahwa partisipan lanjut usia yang membaca, atau bermain game memiliki penurunan risiko demensia selama periode lima tahun.
Puzzle dan teka-teki silang bagus untuk dimainkan. Begitu juga aktivitas yang merangsang perkembangan neuron dan komunikasi seperti belajar bahasa baru, atau memainkan alat musik.
Jalin hubungan dekat
The Lancet mencantumkan kurangnya hubungan sosial dan depresi sebagai dua faktor risiko utama demensia. Sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa hubungan sosial yang beragam namun mendalam mengurangi risiko hingga separuhnya.
Terdiri dari lima faktor yaitu: pernikahan yang bahagia, ikatan keluarga dekat, kontak teratur dengan teman baik, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat dan terlibat dalam pekerjaan yang dibayar.
Jauhi rokok dan polusi udara
Keduanya memiliki efek vaskular dan toksik. Berkurangnya aliran darah meningkatkan risiko pendarahan otak dan stroke, yang terkait dengan demensia.
Sementara racun meningkatkan peradangan. Agustus ini, sebuah penelitian di AS mengukur dampak polusi udara di satu wilayah sejak tahun 1970-an. Ditemukan bahwa peningkatan satu mikrogram per meter kubik paparan polusi partikulat halus yang disebut PM2.5 meningkatkan risiko demensia seseorang sebesar 16%.
Mencegah penyakit gaya hidup dan menghindari cedera kepala
Kira-kira tiga perempat penderita demensia memiliki setidaknya dua penyakit kronis menurut Lancet. Hipertensi dan diabetes sebagai dua faktor risiko selain obesitas.
Di atas usia 40, dikatakan bahwa kita semua harus berusaha mempertahankan tingkat tekanan darah sistolik 130 mm Hg atau kurang.
Berolahraga
Penelitian menunjukkan bahwa berjalan lebih dari 9,7 km per minggu dapat mencegah penyusutan otak dan kehilangan memori.
Saat kita berolahraga, kita juga menghasilkan hormon yang disebut irisin yang telah terbukti memperbaiki penyakit Alzheimer pada tikus.
Kita juga membakar glukosa, mengurangi kadar gula darah. Reseptor glukosa otak kita dapat dengan mudah menjadi kewalahan, karena mereka sangat sensitif terhadap gula.
Perhatikan pola makan Anda
Praktisi medis fungsional yang berbasis di Inggris, Ingrid Kitzing mengatakan ada semakin banyak bukti, yang menunjukkan bahwa kontrol gula darah yang buruk adalah faktor risiko demensia.
Dia menambahkan bahwa, penting untuk makan dengan cara yang ramah gula darah, termasuk jumlah protein yang tepat dan beralih dari pasta putih halus dan nasi ke varietas coklat mentah dengan kandungan serat yang lebih tinggi.
Makanan kaya omega-3, seperti ikan berminyak, juga dikenal sebagai penguat otak karena asam lemaknya bisa membantu menjaga kesehatan membran sel.
Buah beri juga menjaga kesehatan otak karena mengandung flavanoid, yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Satu jenis tertentu, antosianin, dapat melintasi pembatas darah otak, membantu menciptakan neuron baru dan membantu sinyal bekerja lebih baik.
Studi juga menyoroti pentingnya vitamin B. Mereka dibutuhkan untuk produksi energi dan tingkat homosistein yang lebih rendah, asam amino yang dibuat saat protein dicerna. Level yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan produksi amiloid-beta.
Mengurangi Alkohol
Minum alkohol berlebihan telah lama dikaitkan dengan perubahan otak yang merugikan. Lancet mengatakan risiko demensia meningkat dengan konsumsi lebih dari 21 unit alkohol per minggu.
Agustus ini, satu penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor risiko genetik untuk penyalahgunaan alkohol tumpang tindih dengan penyakit neurodegeneratif. Pengujian genetik dapat membantu orang dengan kecenderungan genetik untuk mengurangi asupan mereka.
Periksakan pendengaran Anda
Gangguan pendengaran ringan melipatgandakan risiko demensia, gangguan sedang meningkatkan resiko berlipat ganda.
Para ilmuwan tetap tidak yakin mengapa, tetapi diketahui bahwa gangguan pendengaran menyusutkan bagian otak yang terkait dengan respons pendengaran. Lancet menganjurkan untuk menggunakan alat bantu dengar.
Tidur nyenyak dan hilangkan stres.
Banyak penelitian menyebutkan gangguan tidur sebagai faktor risiko meskipun sebab dan akibat masih belum jelas. Apakah kurang tidur menyebabkan penyakit, atau apakah itu gejala?
Ketika kita tidur, tubuh kita melakukan pekerjaan perbaikan sel penting melalui autofagi. Ini termasuk membersihkan protein abnormal seperti amiloid-beta.
Tidur selama delapan jam yang direkomendasikan terkait dengan produksi hormon yang disebut melatonin, yang mengatur jam tubuh kita. Kegelapan membantu merangsang produksi melatonin: salah satu alasan mengapa sebaiknya kita tidur di ruangan yang gelap dan menghindari melihat perangkat elektronik selama beberapa jam sebelum tidur.
Mengatur stres juga mengurangi kortisol. Kadar kortisol yang tinggi yang berkepanjangan menghalangi kemampuan otak untuk menghasilkan neuron baru.
Apa yang mungkin berubah jika kita melakukan beberapa, atau semua, dari langkah-langkah pencegahan ini? Satu petunjuk terletak pada fakta bahwa sementara Alzheimer meningkat di seluruh dunia, namun ternyata tidak terjadi di setiap tempat.
Tahun lalu, satu laporan menunjukkan bahwa beberapa negara Eropa dan AS mencatat penurunan tingkat per kapita. Para ilmuwan belum yakin mengapa, tetapi mereka pikir itu karena campuran tindakan pemerintah (seperti bensin de-leading) dan kesadaran kesehatan yang lebih besar.
Jadi sementara kita mungkin terus takut akan Alzheimer, bukan berarti kita juga harus menyerah.
Sumber : https://bit.ly/3zwEo32.