PROTEKSI JIWA
Protection untuk beragam gaya hidup Anda dan keluarga
{{title}}
{{label}}Oleh: Tim Personal Medical Management
Setelah memahami bagaimana manusia bisa meningkatkan kesehatan dengan mengubah DNA kita, para ilmuwan juga sekarang menargetkan DNA dari triliunan bakteri yang hidup di dalam usus kita.
Bagaimana menurut Anda tentang gagasan untuk memberi atau menerima transplantasi feses? Jika Anda merasa heran, maka Anda tidak sendiri.
Manusia termasuk dalam spesies yang menghindari konsumsi kotoran sendiri. Kita secara naluriah tidak nyaman mencerna zat yang kita yakini mungkin mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
Tetapi beberapa spesies seperti kelinci memakan kotorannya sendiri untuk mengekstrak nutrisi lebih lanjut. Dan praktik ini bukannya tidak diketahui sama sekali oleh manusia.
Pada abad keempat, herbalis penganut ajaran Taoisme dan alkemis Ge Hong meresepkan kotoran sehat untuk menyembuhkan keracunan makanan dalam buku teks medisnya yang terkenal Zhou Hou Fang (Buku Panduan Resep untuk Kondisi Darurat).
Apa yang tidak dimengerti oleh Ge Hong adalah mengapa feses dapat bermanfaat dalam keadaan tertentu. Jawabannya terletak pada mikrobiota kita, 100 triliun bakteri, jamur, dan virus yang hidup di usus kita dan terkandung dalam feses kita.
Koloni bakteri usus kita sama uniknya dengan sidik jari dan berubah seiring waktu tergantung pada apa yang kita makan dan bagaimana gaya hidup kita. Antibiotik, misalnya, tidak hanya membunuh bakteri jahat tetapi juga membunuh banyak bakteri baik.
Ini menjadi dilema mengingat keragaman bakteri baik yang lebih besar dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik. Microbioma kita tidak hanya mengendalikan sistem kekebalan tubuh kita, tetapi juga emosi kita, berat badan kita dan apakah kita akan tertular penyakit tertentu seperti Alzheimer atau Parkinson.
Menyunting DNA bakteri
Penelitian tentang strain bakteri tertentu yang memengaruhi kondisi kesehatan tertentu dan bagaimana bakteri tersebut berinteraksi satu sama lain masih dalam tahap awal pengkajian tetapi menunjukkan perkembangan pesat. Para ilmuwan terkemuka di bidang ini, termasuk Profesor Tim Spector, ahli epidemiologi di Kings College London, yang meneliti tentang saudara kembar mengemukakan pentingnya lingkungan dan nutrisi untuk komposisi mikrobioma.
Di Amerika Serikat, tim Berkeley Initiative for Optimised Microbiome Editing (BIOME) mengajak Jennifer Doudna, yang memenangkan Hadiah Nobel untuk pengembangan teknologi penyuntingan gen yang presisi CRISPR untuk bergabung. Seperti yang kami jelaskan sebelumnya, CRISPR berfungsi seperti gunting, yang memungkinkan para ilmuwan untuk memotong, menambah atau menghapus gen dalam DNA kita untuk menyembuhkan penyakit genetik.
Doudna sekarang berharap dapat menggunakan teknologi yang sama untuk mengubah DNA bakteri usus kita. Tapi pertama-tama, BIOME perlu memetakan bakteri, dan ini bukanlah tugas yang mudah mengingat ada 100 triliun bakteri dalam tubuh.
Setelah itu, dilakukan penyuntingan cukup bakteri dalam koloni tertentu untuk membuat perbedaan positif pada komposisi keseluruhan.
Tidak dipungkiri bahwa salah satu keterbatasan dalam konsumsi probiotik adalah bahkan kapsul yang mengandung hingga 50 miliar cfu (unit pembentuk koloni) hanya mewakili setetes dalam luasnya populasi bakteri usus. Banyak diantaranya yang didasarkan pada hanya satu strain bakteri – lactobacilli – karena bakteri tersebut adalah salah satu yang mampu bertahan dalam oksigen dan dapat dibiakkan di luar tubuh manusia di laboratorium.
Menyetujui produk FMT
Sementara itu, faecal microbiota transplants (FMT) atau transplantasi mikrobiota feses – menerima feses orang lain – semakin membantu dalam menangani penyakit tertentu, termasuk kanker. Sejauh ini, FMT telah menunjukkan tingkat keberhasilan tinggi (mencapai 90%) dalam membunuh superbug dari bakteri Clostridioides difficile (C.diff).
November lalu, Australia juga menjadi regulator pertama di dunia yang menyetujui produk mikrobiota turunan donor, BIOMICTRA, untuk mengobati infeksi berulang C.diff. Formula dalam jarum suntik yang dibekukan diberikan secara rektal, meskipun biotek juga bekerja pada produk oral (dikenal sebagai crapsules atau pil kotoran).
Kemudian pada bulan yang sama, US Food &; Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat & Makanan Amerika Serikat menyetujui produk pertamanya (REBYOTA), juga untuk pasien C.diff. Di Jerman, FMT diatur dalam Undang-Undang Obat-Obatan Jerman, yang berarti dapat dilakukan sebagai uji klinis individual.
Di Inggris, FMT diatur sebagai produk obat-obatan. Pusat spesialis mengoperasikan bank feses berlisensi, menyediakan sampel FMT untuk uji klinis dan pengobatan infeksi C.diff.
Salah satu kendala utama adalah menemukan donor feses yang sehat: orang-orang yang mikrobiomanya belum terkontaminasi oleh antibiotik atau dilemahkan oleh diet sarat gula dan tanpa serat. Feses juga perlu diskrining untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit menular, kondisi autoimun, dan gangguan pencernaan kronis.
Memperluas uji klinis FMT
Bidang penelitian berkembang pesat. Pada Juni 2023, 465 uji coba terdaftar pada ClinicalTrials.gov yang mencakup keseluruhan kondisi termasuk ADHD, autisme, Alzheimer, depresi, IBS, penyakit hati kronis, Parkinson, Diabetes Tipe 1 dan banyak lainnya
Meditasi secara mendalam juga dapat mengatur bakteri usus secara positif berkat komunikasi antara usus dan otak melalui saraf vagus. Sebuah studi di Cina yang meneliti mikrobiota feses dari biksu di Tibet menemukan tingkat strain bakteri yang lebih tinggi memiliki kaitan dengan penurunan risiko kecemasan, depresi dan penyakit kardiovaskular.
Kanker menjadi salah satu bidang penelitian yang menjanjikan: memanipulasi mikrobioma pasien yang tidak merespons obat imunoterapi. Dua penelitian terbaru, satu di Israel dan satu di Amerika Serikat, menunjukkan hasil positif pada melanoma (kanker kulit).
Di Israel, feses dari seroang pria yang berhasil merespons obat imunoterapi nivolumab, diberikan kepada 26 orang yang tidak merespons obat tersebut. FMT memberi manfaat bagi sepertiga dari mereka.
Uji coba lain sedang dilakukan untuk meneliti bagaimana peningkatan kembali populasi bakteri menguntungkan pada usus kita dapat memperlambat proses penuaan atau membantu penurunan berat badan.
Seperti yang kami jabarkan sebelumnya, banyak centenarian (orang-orang yang usianya mencapai 100 tahun) memiliki koloni besar bakteri Akkermansia muciniphila dalam tubuhnya. Demikian juga obesitas yang dikaitkan dengan tingkat bakteri Fimicutes yang lebih tinggi dibandingkan bakteri Bacteroidetes.
Banyak dari kita menghubungkan antara apa yang kita makan dengan dampaknya terhadap bakteri usus kita. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita juga mulai dapat menyumbangkan apa yang kita anggap sebagai kotoran kepada seseorang yang membutuhkan atau, membekukannya ketika kita masih muda untuk menambah koloni bakteri kita ketika kita tua.
Sumber : https://bit.ly/44W6hBB