PROTEKSI JIWA
Protection untuk beragam gaya hidup Anda dan keluarga
{{title}}
{{label}}Oleh: Tim Medix,
Beberapa makanan tersehat di dunia tidak bereaksi dengan baik dengan obat-obatan tertentu.
Makanan dan minuman adalah dua faktor terpenting yang dapat merusak keefektifan banyak obat dokter dan obat bebas. Ini adalah masalah umum, namun tidak banyak yang mengetahuinya.
Itu karena tak banyak dari kita yang benar-benar mengetahui secara mendalam bagaimana proses pencernaan tubuh kita bekerja. Apa yang kita makan atau minum dapat mempercepat atau memperlambat penyerapan obat, membuatnya kurang efektif atau bahkan beracun dalam kasus tertentu. Interaksi makanan dan obat juga dapat menghasilkan efek samping yang sama sekali baru dan tidak diinginkan.
Sebagai contoh, akar licorice dari tanaman Glycyrrhiza glabra. Ini adalah obat kuno untuk masalah perut dan stres. Tapi itu tidak bereaksi dengan baik dengan obat tekanan darah tinggi karena ia menurunkan kadar kalium dalam tubuh, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan kelainan detak jantung.
Mengonsumsi terlalu banyak akar licorice, meski tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat juga bukan suatu hal yang baik. Baru bulan lalu, New England Journal of Medicine melaporkan kasus seorang pekerja konstruksi AS berusia 54 tahun yang pingsan dan meninggal karena serangan jantung setelah beberapa minggu makan satu setengah kantong permen licorice per hari. Ini adalah contoh ekstrem dengan pesan yang lebih luas tentang perlunya kehati-hatian.
Dalam hal meminum segala jenis obat, sangat penting untuk membaca label dengan cermat. Jika ragu, mintalah anjuran apoteker. Berikut ini adalah daftar dari beberapa makanan sehat yang paling umum, namun dapat menyebabkan masalah jika dikombinasikan dengan obat-obatan tertentu:
1. Semua jenis jeruk
Mereka sarat dengan vitamin C, tetapi juga mengandung furanocoumarins, yang menghambat enzim yang melakukan metabolisme pada beberapa obat. Penyebab terbesar adalah jeruk, apel, jeruk bali, dan belimbing. Studi menunjukkan bahwa jus jeruk bali dapat mengurangi separuh efektivitas antihistamin seperti fexofenadine serta antibiotik termasuk ciprofloxacin, levofloxacin, itraconazole (antijamur) dan isoniazid (TB).
Jus buah bukanlah campuran yang bagus baik untuk obat tekanan darah tinggi seperti atenolol, celiprolol dan talinolol, maupun obat kolesterol tinggi seperti atorvastatin, simvastatin dan lovastatin.
2. Sayur berdaun hijau
Meski penuh dengan banyak mineral dan vitamin bermanfaat, salah satunya vitamin K, yang membantu kesehatan tulang dan pembekuan darah, tapi sayur berdaun hijau tidak baik untuk orang yang mengonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin. Jadi hindari makan bayam, kangkung, selada, kubis Brussel, brokoli atau peterseli dalam waktu dua jam setelah atau hingga enam jam setelah meminum obat. Sayuran cruciferous juga mempengaruhi penyerapan beberapa obat penghilang rasa sakit seperti acetaminophen (parasetamol).
3. Produk susu
Kalsium mengurangi tingkat penyerapan antibiotik tertentu karena proses yang disebut chelation: ion kalsium membuat senyawa yang tidak larut saat bercampur dengan antibiotik tetrasiklin seperti doksisiklin dan linezolid (pneumonia dan MRSA). Sekali lagi hindari konsumi ini dua jam sebelum atau enam jam setelah minum obat.
4. Makanan yang diawetkan dan difermentasi
Ini mengandung tyramine tingkat tinggi, yang dipecah tubuh melalui enzim monoamine oxidase (MAO). Terlalu banyak tyramine mempersempit pembuluh darah, menyebabkan tekanan darah tinggi.
Orang-orang yang memakai antidepresan dan obat anti-kecemasan yang mengandung penghambat MAO seperti fenelzin dan tranylcypromine harus menghindari makanan ini.
Contohnya buah kering, buah yang terlalu matang seperti pisang, keju tua, terasi, ikan asap, daging yang diawetkan, ekstrak ragi, makanan yang difermentasi dan diasamkan seperti miso, tahu, kimci, kefir, juga minuman beralkohol yang difermentasi seperti bir, anggur merah serta sherry.
5. Kafein
Ini adalah stimulan yang memengaruhi sistem saraf pusat dan meningkatkan kecepatan pernapasan. Tetapi juga dapat meningkatkan efek samping yang tidak diinginkan seperti mual, tremor, dan insomnia jika dikonsumsi bersamaan dengan obat bronkial untuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik seperti teofilina.
Minuman berkafein yang kurang sehat seperti juga halnya minuman bersoda, harus dihindari dari obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen. Karbondioksida pada soda merusak lapisan pil dan mempercepat pelepasan obat.
Sumber : https://www.medix-global.com/ind/content/articles/view/?ContentID=2985