PROTEKSI JIWA
Protection untuk beragam gaya hidup Anda dan keluarga
{{title}}
{{label}}Oleh: Tim Personal Medical Management
Dalam seri ketiga tentang terapi kesehatan yang semakin populer, kami memeriksa manfaat cryotherapy, paparan dingin ekstrem yang memberikan efek terapeutik.
Beberapa dari kita, mungkin secara tidak sadar telah mengalami cryotherapy secara langsung – penyembuhan medis melalui terapi dengan suhu rendah. Hal ini mungkin pernah terjadi ketika kita sedang dioperasi di rumah sakit atau di rumah ketika kita menempelkan benda beku ke benjolan yang ada di tubuh.
Dalam beberapa dekade terakhir, prinsip ini telah berkembang menjadi terapi kesehatan, yang sangat populer di kalangan elit olahraga pria dan wanita: cryotherapy seluruh tubuh (WBC). Terapi ini dilakukan dengan cara berdiri selama dua hingga tiga menit di ruang ‘sauna’ yang diisi udara kering sangat dingin bersuhu hingga minus 150 derajat Celcius (setara dengan minus 300 derajat Fahrenheit).
Namun, belum semua orang mau melakukan terapi ini. Meskipun terdapat banyak penelitian yang menunjukkan efektivitas cryotherapy, mereka seringkali berskala kecil dan anekdot. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), misalnya, belum memperbarui panduan tahun 2016 mengenai kurangnya bukti.
Jadi apa manfaat kesehatan yang dikatakan penelitian terbaru?
1. Mempercepat pemulihan
Studi di Jerman 2015 melaporkan bahwa ketahanan atlet yang menjalani cryotherapy berhasil meningkatkan kinerja tubuh antara dua sesi lari yang berjarak satu jam.
Hal ini terkait dengan teori sirkulasi ulang. Ketika tubuh kita terkena dingin ekstrem, pembuluh darah akan mengalami penyempitan (vasokonstriksi) yang akan mengarahkan kembali darah menuju inti tubuh untuk melindungi organ-organ vital.
Sebagai bagian dari proses ini, darah diperkaya dengan nutrisi dan oksigen, yang kemudian mengalir kembali ke jaringan setelah pembuluh darah kembali melebar (vasodilatasi). Efek keseluruhannya adalah memberikan energi kepada penerima.
Vasokonstriksi juga membantu meminimalisir cedera karena sedikit darah yang mengalir melalui kapiler memiliki efek serupa pada cairan yang bocor dari pembuluh yang rusak di sekitar lokasi cedera. Ini akan mengurangi pembengkakan dan peradangan di tubuh.
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Suhu dingin merangsang sistem saraf simpatik di dalam tubuh – ini merupakan respons terhadap situasi stres.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dalam artikel kami tentang mandi es, shock fisiologis ini memberikan ‘pelatihan’ untuk sistem kekebalan tubuh. Paparan teratur terhadap guncangan kecil memperkuatnya, sehingga memungkinkan untuk mengatasi jauh lebih baik ketika terkena ancaman yang lebih besar dan lebih berbahaya.
3. Meningkatkan kualitas tidur
Begitu tubuh kita merasakan bahwa bahaya telah berlalu, sistem saraf parasimpatis akan aktif. Ini memperlambat segalanya, termasuk pernapasan kita, memungkinkan kita untuk rileks dan akhirnya tertidur.
Cryotherapy membantu meringankan proses ini. Pada tahun 2021, sebuah studi yang dipimpin China Institute of Sports Science di Beijing, menemukan bahwa Cryotherapy tidak hanya meningkatkan kualitas tidur di antara 12 pelari jarak jauh yang diteliti, tetapi memiliki efek yang lebih besar.
4. Mengurangi nyeri kronis
Kita semua tahu bahwa dingin dapat menumpulkan rasa sakit. Ini terjadi karena suhu dingin dapat memperlambat impuls listrik yang melewati sistem saraf kita.
Pada akhir 1970-an seorang dokter Jepang bernama Toshiro Yamauchi menggunakan teori ini untuk memelopori cryotherapy seluruh tubuh untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada pasien dengan penyakit radang sendi, rheumatoid arthritis. Sejak itu, terapi ini menjadi sangat populer di negara-negara Skandinavia dan Eropa Utara untuk mengobati daftar panjang penyakit yang menyebabkan nyeri kronis.
Pada tahun 2019, sebuah studi Polandia menyoroti bahwa itu bisa lebih efektif daripada fisioterapi konvensional dalam mengobati radang sendi seperti rheumatoid arthritis. Pemeriksaan terhadap 83 pasien mencatat penurunan intensitas kekakuan dan nyeri pagi hari, ditambah pengurangan protein inflamasi c-reaktif yang diproduksi di hati.
5. Meningkatkan fleksibilitas
Sejumlah penelitian termasuk yang diterbitkan pada tahun 2021 oleh Journal of Clinical and Diagnostic Research, menyoroti bahwa cryotherapy meningkatkan fleksibilitas. Sebuah studi terhadap 40 olahragawan menunjukkan terdapat peningkatan signifikan dalam fleksibilitas betis dan hamstring.
Hal ini memungkinkan karena vasokonstriksi mengurangi aliran darah ke permukaan kelompok otot besar, vasodilatasi meningkatkan aliran darah pada tingkat yang lebih dalam. Ini, dengan kombinasi kecepatan konduksi saraf yang lebih lambat, memungkinkan otot untuk rileks dan diregangkan lebih baik.
Sumber : https://bit.ly/3DUttp3