PROTEKSI JIWA
Protection untuk beragam gaya hidup Anda dan keluarga
{{title}}
{{label}}Oleh: Tim Personal Medical Management
Memahami sisi psikologis dan fisiologis di usia dewasa adalah langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan kesehatan mental kita
Sejak Elliot Jacques, psikoanalis asal Kanada menciptakan frasa ‘krisis di usia dewasa‘ pada tahun 1965, tanpa kita sadari banyak dari kita merasa akan mengalami kemerosotan dalam sisi kesejahteraan begitu kita menginjak usia 40.
Baru-baru ini, ekonom David Blanchflower dan Andrew Oswald mempublikasikan kurva berbentuk U yang merepresentasikan kebahagiaan dan tingkat kesejahteraan seseorang berbanding dengan umur mereka. Berdasarkan kurva tersebut, tingkat kesejahteraan rata-rata manusia mencapai titik terendah disaat menginjak usia akhir 40, meskipun pria mencapai titik terendah mereka beberapa tahun lebih lambat dibandingkan dengan rata-rata Wanita.
Tingkat kebahagiaan kemudian mulai meningkat lagi di sebagian besar masyarakat, meskipun terdapat beberapa pengecualian, seperti di India dan beberapa negara bekas Uni Soviet di mana usia tua tidak selalu berbanding dengan momen pensiun yang bahagia.
Alasan mengapa tingkat kebahagiaan kita menurun di usia 40 hingga 50 cukup jelas dari sudut pandang gaya hidup. Banyak orang ketika menginjak usia ini, akan merasa kewalahan oleh banyaknya tanggung jawab yang harus diemban, mulai dari mengurus anak kecil di rumah hingga merawat orang tua lanjut usia, ataupun mengelola rekan kerja di tempat kerja.
Profesor Universitas Northwest Hannes Schwandt juga menganalisa bagaimana ketidakpuasan ini berakar pada transisi psikologis dari masa muda ke usia tua. Analisis ini dilakukan melalui survei terhadap 23.000 individu di Jerman dari tahun 1991 hingga 2004, mendokumentasikan bagaimana kaum muda sering memiliki harapan yang terlalu optimis tentang apa yang akan mereka capai dalam hidup.
Beberapa ilmuwan percaya ada alasan evolusioner pada fenomena ini terlebih banyaknya kasus yang terjadi di tengah masyarakat maju. Usia dewasa lanjut adalah waktu ketika mereka menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Kita mungkin merasa tidak puas dengan masa lalu, tetapi kita juga tidak lagi percaya bahwa masa depan akan berubah lebih baik.
Pada usia ini, kerap kali dihadapkan oleh berbagai penyakit fisik akibat gaya hidup kurang baik saat muda. Terdapat pula perubahan fisiologis dalam tubuh akibat kadar hormon yang mulai tidak seimbang.
Oleh karenanya, dengan memahami proses-proses dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, maka dapat membantu Anda untuk membuat tahun-tahun pertengahan kehidupan di masa yang akan datang menjadi lebih baik. Simak tips-tips berikut ini untuk Anda terapkan.
Pantau Fluktuasi Hormon Apapun Jenis Kelamin Anda
Beberapa tahun terakhir, jumlah kampanye sosialisasi tentang dampak menopause dan andropause terhadap kesehatan wanita dan pria terus meningkat.
Namun, khususnya pada menopause, banyak wanita tidak menyadari bahwa pada tahap ini mereka tidak lagi ‘merasakan diri mereka sendiri’. Sebuah studi di Inggris mengungkapkan bahwa satu dari empat wanita sedang mempertimbangkan untuk melepaskan pekerjaan mereka karena gejala seperti masalah memori, hingga kecemasan, depresi, dan penurunan rasa percaya diri ketika memasuki masa menopause.
Pada tahun 2021, akademisi AS Roberta Diaz Brinton dan Lisa Mosconi mempresentasikan penelitian yang memetakan efek neurologis. Mereka memeriksa dampak penurunan estrogen terhadap energi otak dan bagaimana wanita akan mencoba mengimbanginya dengan 'memakan' serabut sarafnya sendiri.
Kedua profesor berpendapat bahwa ini adalah salah satu alasan mengapa wanita jauh lebih mungkin menderita demensia dibanding pria di kemudian hari.
Dan kesimpulan mereka sederhana. Berdasarkan penilitian tersebut, kedua professor merekomendasikan setiap wanita untuk melakukan Hormon Replacement Therapy (HRT) ketika memasuki perimenopause untuk dapat mencegah penurunan fungsi otak yang diinduksi oleh menopause.
Penurunan kadar testosteron juga mempengaruhi fungsi otak selain libido. Ada reseptor di seluruh otak dan beberapa penelitian menghubungkan penurunan tingkat pada pria dengan fungsi kognitif yang lebih buruk.
Tingkatkan Kemampuan Kognitif Anda
Salah satu cara terbaik untuk mendukung kesehatan mental pada usia berapa pun dalam hidup adalah dengan menerapkan pola makan sehat.
Terdapat penelitian berkelanjutan yang meneliti manfaat kesehatan dari mengonsumsi lebih banyak sayuran. Salah satu dari Central Queensland University di Brisbane, Australia menyimpulkan bahwa pola makan yang berfokus pada sayur dan buah dapat membantu mengurangi risiko gejala depresi.
Hal ini dikarenakan buah dan sayuran memiliki tingkat antioksidan dan fitokimia yang tinggi dan dapat menurunkan peradangan sel otak dan mengembalikan keseimbangan neurotransmiter.
Selain itu, penting juga untuk menjaga asupan omega 3 yang baik. Omega 3 dapat mengurangi tingkat peradangan, menurunkan risiko kardiovaskular dan mendukung fungsi otak.
Ikan berminyak adalah sumber omega 3 yang sangat baik. Begitu juga dengan kacang-kacangan.
Olahraga Teratur untuk Menjaga Kesehatan Mental
Seiring bertambahnya usia, metabolisme kita akan menurun dan membuat kita lebih mudah mengalami kenaikan berat badan. Oleh karena itu, meningkatkan intensitas olahraga di usia dewasa dapat membantu kita memperpanjang umur dan menjaga ukuran lingkar pinggang kita.
Olahraga juga memiliki efek yang baik pada kesehatan mental. Olahraga dapat menghasilkan hormon serotonin dan dopamin. Olahraga juga meningkatkan produksi galanin pada otak, yakni hormon pengatur stres.
Temukan Waktu untuk Hidup Tenang dan Perlahan
Ditengah kesibukan yang luar biasa di usia 40 an, sangat mudah bagi kita untuk merasa kewalahan di pertengahan kehidupan.
Salah satu cara terbaik untuk mengimbangi perasaan ini adalah dengan meluangkan waktu untuk hidup perlahan sesederhana dengan melepaskan mata kita dari layar komputer dan menatap ke luar selama beberapa menit. Melepaskan diri seperti ini memungkinkan otak untuk beralih dari satu tugas ke tugas berikutnya dengan jauh lebih mudah.
Selain itu, lakukanlah aktivitas yang melibatkan kita untuk lebih banyak menghabiskan waktu dalam momen tersebut. Kegiatan seperti berkebun atau melukis, akan melibatkan otak untuk tetap fokus pada saat ini dan meminimalisir kekhawatiran yang sering muncul mengenai masa depan.
Sumber : https://bit.ly/3TacDHi