PROTEKSI JIWA
Protection untuk beragam gaya hidup Anda dan keluarga
{{title}}
{{label}}Oleh: Tim Personal Medical Management
Kondisi dermatologis adalah efek samping yang sering terjadi dan sangat tidak menyenangkan di banyak pengobatan kanker. Tetapi efek ini cenderung tidak bertahan lama dan bisa menjadi tanda hasil jangka panjang yang lebih baik.
Ketika kita merasa tidak enak badan, salah satu tanda pertama yang muncul biasanya berasal dari perubahan pada kondisi kulit kita. Ini adalah manifestasi lahiriah dari kesehatan batin kita.
Jadi, tidak mengherankan jika masalah kulit merupakan menjadi efek samping yang umum dari pengobatan kanker. Sangat dapat dimengerti bahwa pasca perawatan selesai, pasien ingin menyingkirkan tanda-tanda yang terlihat dari penyakit mereka.
Perbaikan perawatan kulit selama masa rehabilitasi meyakinkan pasien secara fisik dan psikologis bahwa mereka telah membaik dan sembuh secara total.
Ada banyak jenis maslaah kulit yang dapat terjadi akibat pengobatan kanker dan variasi ini juga bergantung pada jenis terapi yang diberikan. Berikut adalah masalah yang paling umum dan tips bagaimana langkah tepat untuk meningkatkan dan mendukung kesehatan kulit jangka panjang.
Kemoterapi
Banyak orang mengasosiasikan kerontokan rambut dengan kemoterapi, masalah kulit juga umum terjadi dan keduanya sama-sama terlihat jelas.
Ini karena kulit manusia beregenerasi sangat cepat, kira-kira setiap bulan hingga satu setengah bulan pada orang dewasa berusia di bawah 50 tahun. Namun, kemoterapi dapat menghambat proses regenerasi karena perawatan ini tidak hanya melambatakan pertumbuhan sel ganas, tetapi juga turut memperlambat pertumbuhan jenis sel lain yang sama-sama tumbuh dengan cepat, yaitu sel kulit.
Kulit kering adalah produk sampingan yang sering terjadi. Lapisan pelindung kulit juga terganggu, karena sel-sel kekebalan tubuh tidak lagi bekerja dengan efektif.
Kulit yang lebih tipis dan lebih kering kemudian mengekspos saraf yang terletak tepat di bawah permukaannya. Hal ini meningkatkan kepekaan terhadap iritasi eksternal yang berpotensi menyebabkan kulit gatal (pruritus), kulit bersisik atau mengelupas dan fotosensitifitas yang meningkat (ruam dan kemungkinan lebih besar untuk terbakar sinar matahari).
Beberapa orang juga menderita reaksi inflamasi dan perubahan warna kulit (hipo- atau hiper-pigmentasi).
Efek samping lain yang lebih jarang terjadi adalah eritrodysesthesia palmar-plantar (tangan-kaki syndrom). Efek ini memiliki gejala kemerahan, rasa sakit, serta lepuh yang menyakitkan di telapak tangan dan telapak kaki. Hal ini sering terjadi terutama pada pasien yang menggunakan obat capecitabine untuk kanker payudara, pankreas, usus besar, hati, paru-paru dan kanker pencernaan.
Terapi yang Ditargetkan
Selama 20 tahun terakhir, obat baru telah merevolusi pengobatan kanker dengan bertindak lebih progresif terhadap sel-sel ganas. Ini membuat mereka lebih tidak beracun secara keseluruhan, tetapi mereka seringkali memicu masalah kulit, hingga terkadang cukup parah.
Dua jenis utama yang menyebabkan masalah kulit adalah inhibitor epidermal growth factor receptor (EGFR) dan tirosin kinase inhibitor (TKI). Kelebihan kadar EGFR menjadi bahan bakar untuk beberapa kanker paling mematikan di dunia, sementara tirosine kinase adalah enzim di dalam sel, yang mengaktifkan protein seperti EGFR.
Inhibitor membantu menghentikan keduanya, tetapi mengingat perannya, dalam pertumbuhan dan fungsi kulit, mereka juga dapat mengakibatkan dampak kurang baik terhadap kulit. Di antara yang paling parah antara lain seperti letusan papulopustular. Ini terlihat seperti jerawat dan umumnya terjadi pada wajah, punggung atas dan dada. Efeknya terkadang bisa bertahan selama beberapa bulan.
Imunoterapi
Jenis obat ini mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker. Namun, menekan sistem kekebalan tubuh memiliki konsekuensi bagi bagian lain dari tubuh manusia.
Berdasarkan studi tahun 2021 oleh Massachusetts General Hospital (MGH) menemukan bahwa 10 keluhan kulit lebih sering terjadi daripada yang lain terutama pada pasien yang dirawat dengan immune checkpoint inhibitors.
Selain itu, survey juga dilakukan terhadap 8.737 pasien yang telah melakukan klaim asuransi kesehatan. Dari survey tersebut ditemukan bahwa 25,1% memiliki keluhan kulit dalam waktu 113 hari setelah perawatan, jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang belum menerima immune checkpoint inhibitors. Masalah khas termasuk gatal, peradangan, ruam, kehilangan warna kulit, pembengkakan dan lepuh menjadi penyakit yang dikeluhkan.
Para peneliti juga mencatat bahwa dokter meresepkan kortikosteroid sistemik untuk mengobati keluhan meskipun telah diperingatkan bahwa obat-obatan tersebut berpotensi menumpulkan efek anti-tumor dari imunoterapi.
Lebih menggembirakan lagi, sebuah studi MGH kedua menunjukkan bahwa pasien yang telah mengalami setidaknya satu kondisi buruk terkait penyakit kulit mengalami penurunan kematian sebesar 22% ketika mereka diteliti 3,2 tahun kemudian pasca perawatan.
Para peneliti juga menemukan bahwa beberapa keluhan kulit tampaknya memiliki efek perlindungan lebih dari yang lain, terutama vitiligo (hilangnya warna kulit pada bercak), lichen planus (kondisi kulit inflamasi), gatal, kekeringan dan ruam non-spesifik. Mereka memperkirakan perlindungan terhadap kematian berkisar antara 30% hingga 50%.
Radiasi
Salah satu efek samping yang paling umum adalah kulit yang terlihat terbakar sinar matahari: tingkat keparahannya tergantung pada bagian tubuh yang menjadi sasaran sinar radiasi dan jumlah dosis.
Beberapa pasien juga mengalami luka basah yang menyakitkan, terutama pada bagian tubuh dengan lipatan kulit seperti di bawah lengan dan payudara.
Selain itu, beberapa orang juga mengalami radiation recall, yaitu rekasi yang terjadi saat pasien menerima kemoterapi atau targeted terapi, pada area yang sebelumnya telah diobati dengan radiasi.
Di Januari 2022, para peneliti dari University of Buffalo di AS merilis sebuah penelitian yang menyoroti manfaat terapi cahaya untuk mempercepat penyembuhan kulit setelah terapi radiasi. Mereka menemukan bahwa fotobiomodulasi – suatu bentuk terapi cahaya dosis rendah – menurunkan keparahan kerusakan kulit, mengurangi peradangan, meningkatkan aliran darah dan membantu luka sembuh hingga 50% lebih cepat.
Cara Merawat Kulit Anda
Dokter akan secara aktif memantau perubahan kulit selama perawatan kanker dan penting bagi pasien untuk terus memberikan informasi perkembangannya.
Namun, ada sejumlah penyesuaian perawatan kulit sederhana yang dapat membuat perbedaan besar sebelum, selama dan setelah perawatan.
Salah satunya adalah dengan menggunakan air hangat, lalu menepuk kulit hingga kering dan tidak menggosoknya. Kombinasi keduanya tidak terlalu mengiritasi pada kulit sensitif.
Untuk produk perawatan kulit, ada baiknya untuk mencari alternatif yang lebih ringan, seperti produk yang tidak mengandung parfum dan bebas bahan kimia seperti pembersih dengan pH rendah.
Produk pelembab juga penting untuk digunakan karena dapat memberikan hidrasi terhadap kulit dan meningkatkan efektivitas kulit sebagai penghalang dari lingkungan luar. Waktu terbaik untuk mengoleskan pelembab adalah saat kulit masih lembab, karena akan membantu penyerapan lebih efektif. Tetapi perlu diingat, jangan pernah mengoleskan pelembab jika terdapat luka pada kulit.
Saat memikirkan pelembab mana yang akan digunakan, carilah produk yang telah diformulasikan secara khusus untuk kulit sensitif. Tekstur krim umumnya lebih baik daripada tekstur gel karena kandungan lemaknya yang lebih tinggi sehingga dapat membantu menenangkan kulit kering.
Ketika Anda merasa tidak yakin pada sebuah produk, cobalah untuk melakukan tes di sebagian kecil kulit Anda selama beberapa hari. Pengaplikasian dapat dilakukan pada daerah lekukan siku ataupun di bawah lengan.
Produk perawatan kulit yang harus dihindari termasuk segala zat yang berpotensi menimbulkan iritasi antara lain seperti alkohol, paraben (pengawet kimia), pewarna, dan asam beta hidroksi (BHA), yang dapat menyebabkan pengelupasan kulit.
Langkah kunci lainnya adalah dengan melindungi kulit dari sinar matahari. Gunakan krim dengan SPF (Sun Protector Factor) yang tinggi dan jangan lupa untuk selalu menggunakan lip balm dengan SPF, mengingat bibir kita merupakan area yang sangat sensitif.
Mengenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan alami seperti katun dan sutra juga dapat memberikan pelindungan pada kulit. Saat mencuci pakaian, carilah produk yang tergolong hypoallergenic (mengandung bahan-bahan yang menyebabkan lebih sedikit reaksi alergi).
Selain itu jangan lupa untuk terus menutrisi kulit kita dari dalam. Mulailah dengan tidur malam yang nyenyak minimal selama tujuh hingga sembilan jam. Pastikan juga untuk tetap terhidrasi dan mengkonsumsi makanan yang sehat seperti sayuran, buah-buahan dan produk makanan yang minim proses.
Makanan tertentu juga memiliki manfaat yang sangat bagi kulit. Pilihlah makanan yang mengandung omega-3 tinggi seperti ikan berminyak, kenari dan biji labu. Jenis makanan ini dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan kemampuan kulit untuk menahan air.
Makanan mengandung polifenol dan flavenol seperti teh hijau dan buah berwarna ungu juga dapat membantu meremajakan sel-sel kulit.
Yang paling penting untuk Anda ingat, bahwa setiap efek pada kulit akibat pengobatan kanker, umumnya akan bersifat sementara. Yang lebih permanen dan positif adalah perbaikan pada gaya hidup, diet, dan penggunaan produk perawatan kulit yang mampu membuat perbedaan dalam jangka panjang secara berkelanjutan.
Sumber : https://bit.ly/3IfKlYe