Kita kenal sepatu lari untuk berolahraga, baik itu di luar ruangan maupun di dalam gym. Namun, pernahkah terpikir untuk mengenakan running shoes untuk aktivitas sehari-hari? Jenis sepatu ini diyakini bisa memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh sekaligus mentalitas kita, loh.

 

Di samping itu, sudah banyak running shoes yang memiliki desain yang lebih kasual sehingga bisa dipakai di banyak kegiatan. Jadi, kita tidak merasa saltum alias salah kostum saat memakainya. Di sisi lain, alasan ini juga yang membuat kita sebaiknya memiliki lebih dari satu pasang sepatu lari untuk digunakan secara bergantian.

 

Nah, kalau belum mencoba mulai mengenakan sepatu olahraga untuk aktivitas harian, penjelasan di bawah ini bisa membantu untuk mengambil keputusan.  

Berbeda dengan sepatu santai yang kasual, running shoes memiliki bantalan untuk menopang seluruh kaki saat berjalan—dan berlari. Hal ini yang membuat kita lebih nyaman saat memakainya. Terlebih lagi untuk orang-orang yang melakukan commuting dalam jarak yang relatif jauh.

 

Selain itu, bahan yang dipakai oleh sepatu lari cukup baik memberikan sirkulasi udara di bawah sana. Kelebihan ini yang membuat kaki tidak lembap dan memunculkan masalah kulit pada kaki.

Sepatu lari juga dirancang untuk gerakan kaki yang cepat. Untuk alasan ini juga, sepatu lari dibuat dengan memaksimalkan perlindungan di berbagai titik. Sebut saja bagian tempurung, tumit, jari, hingga telapak.

 

Perlindungan dari sepatu lari juga bisa memberikan kenyamanan untuk lutut, pinggul, hingga punggung kita. Pasalnya, kita tidak akan tahu akan melewati medan jalan yang seperti apa, mulai dari naik tangga hingga jalanan berbatu. Medan jalanan tersebut bisa membuat kita cedera saat salah melangkah.

Mereka yang kerap menggunakan transportasi umum mungkin merasakan kelebihan dari sepatu lari. Jenis sepatu ini memang dirancang secara khusus untuk menjaga keseimbangan tubuh. Hal ini akan sangat dibutuhkan saat berjalan, naik-turun tangga, hingga berdiri di dalam moda transportasi.

 

Kita pun bisa bergerak dengan lebih leluasa saat menggunakan sepatu lari. Begitu juga saat butuh berjalan lebih cepat. Sepatu lari juga bisa mendorong performa tubuh lebih baik untuk berlari atau bergerak secara tiba-tiba.

Salah satu saran kesehatan yang terbilang relatif mudah dilakukan adalah berjalan secara rutin setiap harinya. Sebuah studi yang dipublikasikan oleh News of Health melaporkan, wanita yang berjalan setidaknya 4.400 langkah per harinya punya risiko kematian yang lebih rendah hingga 41 persen.

 

Mengenakan sepatu lari diyakini bisa mendorong kita untuk lebih banyak berjalan. Pasalnya, bobot sepatu khusus olahraga ini lebih ringan dibanding sepatu kasual biasa. Hal ini yang membuat langkah kaki pun menjadi makin mudah.

Mengingat sepatu lari punya perpaduan warna yang unik dan cerah, hal ini bisa membawa manfaat lain untuk pikiran. Warna dari sepatu yang kita kenakan juga berpengaruh kepada mood. Karena itu, gunakanlah warna cerah untuk menjaga mood tetap baik setiap harinya.

 

Di sisi lain, sepatu dengan warna yang cerah juga bisa memberikan kesan kepada orang lain. Dengan begitu, kita bisa lebih mudah diingat dari impression yang diberikan kepada orang tersebut. Hal ini cocok untuk pertemuan pertama, baik untuk urusan bisnis maupun menjalin hubungan dengan orang baru.

 

Biarpun begitu, kita harus sadari bahwa sepatu lari untuk aktivitas harian bukan untuk semua orang. Tetap pada kondisi tertentu yang membuat kita tidak bisa mengenakan sepatu lari. Namun, tidak ada salahnya untuk mencoba dress down dalam kondisi santai dan kasual.

 

Mengenakan sepatu lari bisa membantu tubuh lebih sehat sekaligus menurunkan risiko cedera. Nah, mungkin sekarang waktunya untuk mulai menambah koleksi sepatu lari terbaik di rumah.

 

 

 

Referensi:

Kementerian Kesehatan RI. Tips Mencegah Penyakit Stroke. [Diakses pada 16 Oktober 2023]

Rebel Sport. Can You Wear Running Shoes casually? [Diakses pada 16 Oktober 2023]

NIH. More Steps for Better Health. [Diakses pada 16 Oktober 2023]

Allo Health. Understanding the Shoe Theory and Its Relationship to Human Behavior. [Diakses pada 16 Oktober 2023]